Jumat, 18 Januari 2019

Kisah kepedulian Khalifah Umar


            Umar bin Khaththab merupakan salah seorang sahabat yang menjadi khulafaurrasyidin, beliau adalah seorang khalifah yang pertamakali mendapat julukan “Amirul Mukminin”. Beliau memiliki jasa yang sangat besar bagi umat Islam sehingga banyak dari kisah-kisah beliau yang tersebar di masyarakat saat ini dibandingkan dengan khalifah yang lain. Walaupun sebtulnya setiap khalifah memilki jasa yang sangat besar bagi umat islam ataupun bagi perkembangan agama Islam, sebagian dari jasa- jasa beliau adalah dalam menyusun penanggalan Islam pada tahun 16 H yang ditentukan dengan perhitungan dari perputaran bulan atau biasa disebut tahun hijriyyah, beliau juga berjasa dalam penyusunan Al-Qur’an dalam satu mushaf, dan lain sebagainya.
Banyak dari kisah-kisah beliau ketika beliau menjadi khalifah, dimana beliau banyak mementingkan kemaslahatan umat dari pada keluarganya bahkan dirinya sendiri. Salahsatunya ketika tahun Ramadah, tahun segala kekurangan dan kesulitan, keadaan badan beliau berubah dengan sangat drastis akibat dari banyak berpuasa, tidak mau makan beberapa macam makanan yang dianggapnya mewah. Beliau mengurangi makan bukan karena tidak ada makanan, tetapi beliau berkeyakinan “biarlah aku lapar dan pucat pasi, asal rakyat segar dan sehat”.
          Selama tahun Ramadah itu berlangsung, ditempat khalifah terdapat beribu-ribu rakyat yang datang untuk mendapat bagian ransum makanan. Keadaan itu merupakan kesibukan yang terjadi setiap hari. Disamping itu setiap harinya terus menerus pula dikirimkan bantuan-bantuan ke tempat-tempat yang kekurangan makanan, ketempat-tempat orang sakit, anak-anak, dan semacamnya yang meliputi jumlah 40.000 orang setiap harinya.
          Melihat keadaan khalifah itu, orang telah menduga , apabila tahun ramadah itu tidak segera berakhir, kemungkinan besar khalifah umar akan meninggal dunia dalam waktu dekat. Akan tetapi, khalifah umar senantiasa tampak sibuk, bekerja keras mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi rakyat pada masa itu.  
Bahkan pada suatu waktu beliau pernah terlambat datang untuk khotbah jum’at, sebab beliau harus menambal jubahnya dahulu untuk dipakai shalat jum’at waktu itu. Jubahnya mempunyai paling sedikit enam belas buah ruq’ah (tambal). Bagi beliau,”biarlah aku berpakaian yang banyak tambalannya,asal rakyat tidak telanjang”
Itulah bagaimana besar rasa tanggung jawab khalifah umar kepada Allah dan kepada rakyat pada masa itu. Semoga kita bisa mengikuti jejak langkah beliau dalam segala perbuatan,dan  juga semoga kita bisa memiliki pemimpin yang mengikuti kepribadian beliau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar