Umar
bin Khaththab merupakan salah seorang sahabat yang menjadi khulafaurrasyidin,
beliau adalah seorang khalifah yang pertamakali mendapat julukan “Amirul
Mukminin”. Beliau memiliki jasa yang sangat besar bagi umat Islam sehingga
banyak dari kisah-kisah beliau yang tersebar di masyarakat saat ini
dibandingkan dengan khalifah yang lain. Walaupun sebtulnya setiap khalifah
memilki jasa yang sangat besar bagi umat islam ataupun bagi perkembangan agama
Islam, sebagian dari jasa- jasa beliau adalah dalam menyusun penanggalan Islam
pada tahun 16 H yang ditentukan dengan perhitungan dari perputaran bulan atau
biasa disebut tahun hijriyyah, beliau juga berjasa dalam penyusunan Al-Qur’an
dalam satu mushaf, dan lain sebagainya.
Banyak dari kisah-kisah beliau ketika beliau
menjadi khalifah, dimana beliau banyak mementingkan kemaslahatan umat dari pada
keluarganya bahkan dirinya sendiri. Salahsatunya ketika tahun Ramadah, tahun
segala kekurangan dan kesulitan, keadaan badan beliau berubah dengan sangat drastis akibat dari banyak berpuasa, tidak mau makan beberapa
macam makanan yang dianggapnya mewah. Beliau mengurangi makan bukan karena tidak
ada makanan, tetapi beliau berkeyakinan “biarlah aku lapar dan pucat pasi, asal
rakyat segar dan sehat”.
Selama tahun Ramadah itu berlangsung,
ditempat khalifah terdapat beribu-ribu rakyat yang datang untuk mendapat bagian
ransum makanan. Keadaan itu merupakan kesibukan yang terjadi setiap hari.
Disamping itu setiap harinya terus menerus pula dikirimkan bantuan-bantuan ke
tempat-tempat yang kekurangan makanan, ketempat-tempat orang sakit, anak-anak,
dan semacamnya yang meliputi jumlah 40.000 orang setiap harinya.
Melihat keadaan khalifah itu, orang
telah menduga , apabila tahun ramadah itu tidak segera berakhir, kemungkinan
besar khalifah umar akan meninggal dunia dalam waktu dekat. Akan tetapi,
khalifah umar senantiasa tampak sibuk, bekerja keras mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi rakyat pada masa itu.
Bahkan pada
suatu waktu beliau pernah terlambat datang untuk khotbah jum’at, sebab beliau
harus menambal jubahnya dahulu untuk dipakai shalat jum’at waktu itu. Jubahnya
mempunyai paling sedikit enam belas buah ruq’ah (tambal). Bagi beliau,”biarlah
aku berpakaian yang banyak tambalannya,asal rakyat tidak telanjang”
Itulah
bagaimana besar rasa tanggung jawab khalifah umar kepada Allah dan kepada
rakyat pada masa itu. Semoga kita bisa mengikuti jejak langkah beliau dalam segala
perbuatan,dan juga semoga kita bisa
memiliki pemimpin yang mengikuti kepribadian beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar